Fakta Pramugari Nakal Menggoda Pilot Dengan Seks Agar Cepat Naik Jabatan |
Mungkin tidak sedikit perempuan yang bercita-cita menjadi seorang pramugari, memiliki tubuh yang semampai dan langsing, berparas cantik dan molek, berpakaian seksi serta elegan, berjalan anggun dengan memakai sepatu heels bagaikan seorang model, sambil menebar senyum yang manis. Dipandang cantik seutuh nya dari bawah hingga atas, terlihat sempurna. Apalagi dengan profesi pramugari bisa pergi-pergi ke luar negeri, makan pagi di jakarta, lunch di singapura, numpang pipis di hongkong, dinner di Bali, tidur di Aussie, sangat menyenangkan bukan. Apalagi gaji seorang pramugari juga lebih dari cukup.
Dibalik itu semua, apakah anda tau kehidupan seorang pramugari sebenarnya..?
Surabaya Pos Kota - Seorang mahasiswi jurusan Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), Indah Martina, membuat heboh dunia pramugari. Pasalnya, dia menguak fenomena seputar kehidupan pramugari dengan pilot di udara. Hal ini dipaparkan Indah dalam skripsinya yang berjudul 'Hubungan antara Harga Diri dengan Seks sebagai Sebuah Alat di Pekerjaan Pramugari Udara".
Secara telanjang skripsi itu menceritakan sisi menarik pramugari ketika menjalankan tugas. Dalam skripsinya, Indah menggambarkan fenomena kedekatan antara pramugari dengan pilot. Maka itu, jangan heran sering dijumpai pramugari begitu mesra dengan pilot. Bagaimana cara memikatnya? Mulai dari cara duduk seksi dengan menyilangkan salah satu kaki, hingga memperlihatkan kemolekan. Bisa ditebak, ujung kedekatan itu adalah cara cepat meningkatkan pangkat dari sang pilot. Bahkan juga kerap berbuah hadiah. Pramugari juga sering menepuk punggung pilot untuk menambah sentuhan hubungan antara masing-masing. Kebiasaan seperti itu menjadi senjata ampuh untuk meluluhkan hati sang pilot.
Teliti 176 Pramugari
Sebanyak 42,6% dari 176 pramugari mengaku lebih mengedepankan perilaku seks daripada harga diri. Kebiasaan itu disebabkan kedekatan dengan pilot serta unsur materi yang ingin direbut pramugari ketika menekuni profesinya. "Apalagi situasi di dalam pesawat memang mendukung. Karena waktu jeda bagi seorang pramugari sangat banyak. Jadi bisa melakukan segala hal di dalam pesawat," ungkap gadis yang sehari-hari tinggal di Jalan Karangan 268 A Surabaya itu.
Biasanya, ada pramugari maupun pilot saling tukar nomor telpon. Setelah itu pramugari memberikan short message service (SMS) mesra. Ujung-ujungnya akan ada pertemuan lanjutan dari SMS itu. "Jadi jangan heran kalau ada pramugari dan pilot sampai ke ranjang," ujar mahasiswa angkatan 1999 itu. Belum lagi setelah keluar dari pesawat, ada pramugari maupun pilot yang tidak langsung pulang. Mereka memilih tinggal di mess penerbangan atau tidur di hotel. Responden yang dipilih Indah berumur antara 20-35 tahun. Bahkan ada beberapa pramugari itu sudah berkeluarga. "Karena lingkungan kerjanya mendukung
mereka untuk melakukan itu, ya bisa-bisa selingkuh bagi mereka bukan barang baru," imbuh anak kedua dari empat bersaudara itu. Tapi bukan berarti semua pramugari begitu. Masih lebih banyak yang baik dan bekerja penuh dengan tanggung jawab. Dari hasil penelitian ini saja, lebih dari 50 persen pramugari mengedepankan harga diri,” tukas dia.
Bukan hanya kehidupan pramugari yang banyak menguak fakta dan sisi lain, namun juga kru pesawat seperti pilot, co pilot, dan awak kabin lainnya. Masih ingat film Up In The Air yang dibintangi aktor ganteng George Clooney? Ternyata kehidupan semacam itu bukan imajinasi semata. Kehidupan malam bukan hal asing di kalangan kru pesawat, seperti pilot, co-pilot, dan pramugari. Kala mereka harus menetap satu malam di suatu daerah, misalnya Bali atau Surabaya, para kru pesawat itu kerap berkunjung ke klab malam untuk bersenang-senang dan menenggak minuman beralkohol.
Seorang mantan pramugari maskapai swasta mengemukakan alasan kru pesawat melakoni kehidupan malam adalah tekanan pekerjaan yang menghimpit. Contohnya, dalam satu pekan tiap kru pesawat memiliki maksimal jam terbang, yakni 30 jam per minggu. Namun kenyataannya, di beberapa maskapai, tiap pilot, co-pilot, dan pramugari bisa terbang hingga 12 jam per hari pada peak seasons. "Dalam sepekan mereka bisa terbang lebih dari 60 jam," katanya.
Bila mereka terbang melebihi jam kerja, maskapai akan membayar uang over time alias lembur sebesar Rp 17.500 per jam. "Itu uang yang air crew dapat saat saya masih menjadi pramugari, Agustus 2008 lalu." Uang over time tersebut diterima tiap kru pesawat kemana pun daerah tujuannya, dalam atau luar negeri. "Ke luar negeri biaya over time juga segitu. Beda sama Garuda yang memberi bayaran dua kali lipat jika ke luar negeri," kata mantan pramugari maskapai swasta itu.
Apakah problem kru pesawat hanya karena tekanan pekerjaan? Ternyata tidak. Tak ubahnya cerita sinetron, tak jarang kru pesawat punya masalah pribadi dengan keluarga mereka yang sebenarnya karena ulah sendiri. Selingkuh dan main mata dengan sesama rekan kerja di udara. "Masalah dengan suami, istri, pasangan, ditambah tekanan kerjaan. Jadi, melarikan diri ke tempat hiburan," kata dia.
Mantan pramugari itu pun menceritakan pengalamannya kala menjadi pramugari junior. Dia pernah diajak bersenang-senang oleh kru pesawat lain ke tempat hiburan malam. Saat itu mereka sedang bermalam di satu kota dan akan terbang esok harinya. Di tempat hiburan itu, mereka menenggak beberapa gelas alkohol dan baru kembali ke hotel pukul 03.00 WIB. Sekembalinya ke penginapan, Dia dan kru lainnya tidak bisa beristirahat. Mereka harus langsung bersiap untuk kembali terbang. Sekitar pukul 04.00 WIB, seluruh kru pesawat, termasuk pilot, sudah bersiap di lobi hotel. "Saat itu saya melihat kapten terlihat segar, tidak seperti orang habis minum alkohol dan bergadang." Meski tidak melihat secara langsung, Dia curiga sang pilot memakai doping obat terlarang atau amfetamin. "Karena dia bicaranya ngaco, belepotan," katanya.
Lantaran gaya hidup di udara inilah, Dia tak betah meneruskan profesinya sebagai pramugari. Ia berhenti pada Agustus 2008. Namun, pengalaman menjadi pramugari ini sempat membuatnya trauma kala hendak terbang sebagai penumpang. Jika harus dinas ke luar kota, dia kerap bertanya-tanya siapa pilot yang bertugas dan apakah mereka nyabu. "Saya trauma," ujar dia.
Itulah beberapa ulasan tentang fakta dan sisi lain dari seorang pramugari yang saya dapatkan dari beberapa sumber. Saya yakin tidak semua pramugari memiliki kehidupan seperti yang saya paparkan diatas. Semua tergantung dari individu atau pribadi serta keimanan masing-masing. Setiap profesi itu baik asal dilakukan untuk tujuan yang baik dan dengan cara yang baik pula.
Terimakasih, semoga bermanfaat untuk semua pembaca, khususnya para lelaki bisa nih dijadikan referensi yang bermanfaat untuk lebih berhati-hati dalam menilai seorang perempuan dibalik kesempurnaan fisiknya.
0 komentar :
Posting Komentar