Business

Senin, 20 Juni 2016

Sungguh Kejam , Seorang Ayah Tega Memenjarakan Anak Kandungnya Sendiri Yang Masih Kecil


Sungguh Kejam , Seorang Ayah Tega Memenjarakan Anak Kandungnya Sendiri Yang Masih Kecil
Permasalahan tentang cara mendidik anak memanglah sangat sulit. Di zaman ini, perlakuan seperti memukul atau menampar termasuk pada kekerasan pada anak-anak. Komnas HAM dan Komnas Perlindungan anak telah melarang segala bentuk kekerasan terhadap anak.

Bahkan sebelum-sebelumnya, kita pernah mendengar tentang pemenjaraan seorang guru karena mencubit anak didiknya. Orang tua si anak tidak terima dan menjebloskannya ke penjara. Jika kita melihat ke sepuluh tahun sebelumnya, tindakan seperti memukul atau mencubit hanyalah hal yang biasa.


Memang masih bayak perdebatan tentang tindakan kekerasan terhadap anak. Ada yang setuju bahwa hal seperti itu dilarang namun ada juga pihak-pihak yang tidak setuju.

Namun berbeda lagi dengan di barat. Di sana para orang tua sudah sangat dilarang untuk melakukan kekerasan pada anak-anak. Jika seorang ayah atau ibu melakukan kekerasan pada anak, mereka dapat dikenakan pidana dan dijatuhi hukuman penjara.

Karena aturan seperti itu, para orang tua jadi kebingungan bagaimana cara mendidik anaknya. Ketika anaknya berbuat nakal, dan rewel, orang tua tidak tahu harus melakukan apa. Dan saking bingungnya, salah satu Ayah ini memenjarakan anaknya untuk mendidiknya bagaimana rasanya dipenjara.


“Putri kecilku Aubrey Ella telah berkelahi denganku dan istriku, tidak menghormati kami, selalu tidak mendengarkan nasihat dan malah membalikkan. Tamparan tidak akan bekerja lagi. Putriku ini sudah biasa ditampar dan di zaman ini kamu tidak bisa menampar seorang anak yang orang-orang katakan sebagai kekerasan. Jadi hari ini aku mengatakan pada putriku ‘karena kamu ingin jadi anak nakal, biarkan ayah perlihatkan padamu ke mana anak-anak nakal berada’. Kemudian aku mengubah apartemenku menjadi penjara. Aku menyita semua pakaiannya dan sekarang ia mengenakan pakaian oranye. Ketika saudara-saudaranya sedang makan piza dan minum jus. Dia hanya diberi kentang dan air. Aku menyuruhnya menyapu ruang depan dan mencuci piring. Aku juga menyita kasurnya dan menggantinya dengan matras kecil di lantai dan membiarkannya tidur sendirian. Memberinya pengalaman bagaimana rasanya tinggal di penjara karena tidak mematuhi aturan. Kalian bisa mengatakan apapun yang kalian mau, tapi aku hanya memperbaiki perilaku buruknya sebelum melewati batas tanpa perlu menamparnya.” Tulis Juliano Parker di kronologi Facebooknya.

Banyak komentar yang bermunculan. Ada yang menilai positif cara ayah ini mendidik anaknya, namun ada juga yang menilai buruk metode ayahnya ini dalam mendidik anaknya seperti “ayah yang payah” dan sebagainya.

Melihat situasi di zaman sekarang, memang agak untuk menilai apakah cara mendidik anak seperti ini adalah benar. Di satu sisi, bagus bila si ayah tidak lagi menamparnya, karena kekerasan akan menumbuhkan pemberontakan dalam diri anak. Sedangkan di sisi lain, bukan hal yang positif juga jika seorang ayah membuat penjara kecil di rumahnya. Bagaimana menurut anda?

0 komentar :

Posting Komentar